PENGERTIAN
METODE ILMIAH
1.
Metode :Cara mengetahui
sesuatu yang mempunyai langkah sistematis
2.
Metodologi :Pengkajian yang mempelajari
peraturan-peraturan dari metode tersebut
3.
Metodologi Ilmiah : Pengkajian dari peraturan-peraturan dalam metode ilmiah
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah
adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah
adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”
Metode
ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam
Metode ilmiah bekerja. seperti di bawah ini. Metode ilmiah boleh dikatakan
suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang
sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari
jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian
sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang
dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah,
pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti
menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
KRITERIA
METODE ILMIAH
Supaya
suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode
tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1.
Berdasarkan fakta.
2.
Bebas dari prasangka
3.
Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
4.
Menggunakan hipotesa
5.
Menggunakah ukuran objektif.
Menggunakan
teknik kuantifikasi.
1.
Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan
yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang
dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau
pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau
kegiatan sejenis.
2.
Bebas dari Prasangka
Metode
ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan
subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang
lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
3.
Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam
memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan
prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya
dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan
sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian
harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4.
Menggunakan Hipotesa
Dalam
metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan
analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan
pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan
mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam
menuntun jalan pikiran peneliti.
5.
Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja
penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran
tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani.
Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan
pikiran yang waras.
6.
Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam
memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk
artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton,
mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi
ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang
rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan
ukuran nominal, ranking dan rating.
TUJUAN METODE ILMIAH
Tujuan
metode ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji)
sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.secara luas di simpulkan
bahwa tujuan metode ilmiah yaitu:
1.
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan.
2.
Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan logis.
3. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai
dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan
interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
Metode
penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Pada dasarnya penelitian diadakan untuk membuktikan suatu kebenaran
dengan cara tertenetu dan sesuai dengan aturan yang ada sehingga dapat
diterima. Dan pada dasarnya manusia mempunyai sifat ingin tahu akan suatu hal
yang ada. Dan cara pembuktiannya dengan
menggunakan metode penelitian.
Dalam
pelaksanaan suatu metode penelitian dibutuhkan cara atau pelaksanaan kegiatan
yang tepat sesuai aturan yang ada. Dan yang paling penting harus paham betul
mengenai metode penelitian yang baik dan benar. Bukan hanya sekedar
melaksanakan kegiatan dalam pengujian kebenaran akan tetapi tidak paham
mengenai penelitian itu sendiri.
Oleh
sebab itu dalam makalah ini banyak membahas mengenai metode penelitian yang benar yang bertujuan
agar setiap orang yang melakukan penelitian harus sesuai dengan aturan yang
berlaku dan dapat diterima oleh semua
kalangan.
PENGERTIAN
Metode
penelitian terdiri dari dua kata yaitu “ metode” dan “penelitian”. berikut ini
penjelasan arti kata tersebut.
Metode
Kata metode berasal dari bahasa yunani
yaitu methodos yang artinya cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan
upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami
obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Ada beberapa pendapat para
ahli mengenai pengertian metode, antara
lain :
- Sulistyo, Basuki (2010 : 92)
Metode adalah setiap prosedur yang
digunakan untuk mencapi tujuan akhir.
- Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007
: 1)
Metode adalah cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu.
- Titus
Metode adalah rangkaian cara dan
langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan.
- Drs. Agus M. Hardjana
Metode adalah cara yang sudah
dipikirkan masak – masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah tertentu guna
mencapai tujuan yang hendak dicapai.
- Rosdy Ruslan
Metode merupakan kegiatan ilmiah
yang berkaitan dengan suatu cara kerja ( sistematis ) untuk memahami suatu
subyek atau objek penelitian sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahanya.
Penelitian
Penelitian atau juga bisa disebut
research yang berasal dari kata re dan to search adalah mencari kembali karena
sebelumnya sudah ada ( meneliti kembali atau menyimpulkan kembali) yang
sebelumnya ada prosenya yang tujuan untuk mendapatkan data dengan tujuan serta
kegunaan tertentu.
Pendapat beberapa ahli mengenai
arti kata penelitian :
- Suharsimi Arikunto (2010 : 1)
Penelitian
adalah suatu kegiatan monopoli para ahli.
- Sulistyo dan Basuki ( 2010 : 20 )
Penelitian adalah penyidikan khusus
berencana, dan berstruktur terhadap pengetahuan.
- Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu
Achmad ( 2007 : 1 )
Penelitian merupakan suatu kegiatan
untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun
laporannya.
- Dr. Saifuddin Azwar, MA ( 2009 : 1 )
Penelitian merupakan rangkaian
kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan.
- Prof. Dr Nana Syaodih Sukmadinata (
2010 : 5 )
Penelitian diartikan sebagai suatu
proses pengumlan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis
untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode
penelitian
Pendapat beberapa ahli mengenai
pengertian metode ilmiah diantaranya :
- Nasir ( 1988 : 51)
Metode
penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan
dan menentukan jawaban atasmasalah yang diajukan.
- Sugiyono ( 2004 : 1 )
Metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
- Winarno (1994)
Metode penelitian adalah suatu
kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yang teliti dan sistematik.
Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu atau cara dalam
mendapatkan suatu tujuan agar dalam membuktikan suatu kebenaran yang lebih
mengarah pada cara ilmiah.
HAKIKAT
PENELITIAN ILMIAH
Penelitian
ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu
masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip –
prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut.
Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud
sebagai teori – teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian – penelitian
terdahulu, dan tujuanya adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori yang
telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.
Penelitian
ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah dan mengikuti cara –
cara ilmiah yang telah ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur
kesengajaan bukan secara kebetulan dan lebih menggunakan penalaran atau
aplikasi berfikir deduktif dan induktif. Cara ilmiah sendiri menurut Sulistyo
Basuki (2010) meliputi :
- Bebas dari sentimen pribadi, obyektif
- Terbuka, dapat diulang oleh ilmuan lain
dengan metode yang sama
- Rasa ingin tahu
- Menghargai karya orang lain
- Mempertahankan kebenaran
- Kritis
- Menjangkau ke masa depan
Selain
itu penelitian ilmiah dikatakan ilmiah jika dalam kegiataanya didasarkan pada
karateristik keilmuan yaitu :
- Rasional :
Penyelidikan ilmiah adalah sesuatu
yang masuk akal dan terjangkau oleh penlaran manusia.
- Empiris :
Menggunakan cara- cara tertentu yang
dapat diamati orang lain dengan menggunakan panca indera manusia.
- Sistematis :
Menggunakan proses dengan langkah –
langkah tertentu yang bersifat logis.
PERAN
METODE ILMIAH DALAM PENGEMBANGAN ILMU
Suatu
ilmu pengetahuan tidak dapat berkembang dengan sendirinya akan tetapi dapat
berkembang jika adanya suatu metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah
merupakan upaya untuk merumuskan permasalahan, mengajukan pertanyaan –
pertanyaan dan mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan jalan menemukan
fakta-fakta secara ilmiah tana adanya rekayasa di dalamnya dan memberikan
penafsirannya yang benar, serta dengan adanya metode ilmiah yang dilakukan
bertujuan untuk memperbarui ilmu pengetahuan yang sudah ada. Metode ilmiah
sendiri dalam memperoleh kebenaran dala ilmu pengetahuan dibangun diatas teori
tertentu.
Pendapat
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007) berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
sendiri memiliki tiga sifat utama yaitu :
1. Sikap ilmiah
2. Metode ilmiah
3. Tersusun secara sistematis dan runtut
Sikap
ilmiah menuntut orang untuk berfikir dengan sikap tertentu. Dari sikap tersebut
orang dituntut dengan cara tertentu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan.
selanjutnya cara tertentu itu disebut metode ilmiah. Jadi dengan sikap ilmiah
dan metode ilmiah diharapkan dapat menyusun ilmu pengetahuan secara sistematik
dan runtun.
Secara
garis besar keduanya mempunyai peran atau tugas yang identik, tugas –
tugastersebut antara lain :
- Menyandra ( diskripsi )
Menggambarkan secara jelas daan cermat, hal –
hal yang dipersoalkan.
- Menerangkan ( ekspansi )
Menerangkan secara detil kondisi –
kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa.
- Menyusun teori
Mencari dan merumuskan hukum –
hukum, tata hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain.
- Ramalan ( prediksi )
Membuat prediksi ( ramalan ),
estimasi ( taksiran ) dan proyeksi mengenai peristiwa yang bakal muncul bila
keadaan itu didiamkan.
- Pengendalian ( kontrol )
Melakukan tindakan – tindakan guna
mengatasi keadaan atau gejala yang bakal muncul.
Hasil
dari suatu metode ilmiah dalam pengembangan ilmu sendiri mempunyai manfaat
diantaranya :
-
Dapat dijadikan peta yang
menggambarkan tentang keadaan suatu obyek yang sekaligus melukiskan tentang
kemampuan sumber daya, kemungkinan–kemungkinan yang ditemukan di dalam
melaksanakan sesuatu.
-
Dapat dijadikan sebagai sarana diagnosisdalam mencari sebab musabah kegagalan, sehingga dapat dengan mudah dicari upaya
untuk menanggulanginya.
- Dapat dijadikan sarana untuk menyusun
kebijaksanaan atau policy dalam menyusun strategi pengembangan selanjutnya.
KESIMPULAN
Dari
materi diatas dapat disimpulkan bahwa
1. Metode penelitian berasal dari dua kata
yaitu metode yang artinya adalah cara
kerja dalam memahami suatu
masalah sedangkan penelitian adalah
mencari kembali karena sebelumnya sudah ada ( meneliti kembali atau
menyimpulkan kembali) yang sebelumnya ada prosesnya dan tujuan untuk mendapatkan
data dengan kegunaan tertentu. Dari hal tersebut dapat disimpulakan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara dalam mendapatkan suatu tujuan
atau dalam membuktikan suatu kebenaran yang lebih mengarah pada cara ilmiah.
2. Hakekat dari penilitian ilmiah adalah
penelitian yang menggunakan metode ilmiah, yang berdasarkan fakta yang ada. Dan
sesuai dengan karateristik keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.
3. Peran metode ilmiah terhadap pengembangan
ilmu sangatlah penting, karena dengan adanya metode ilmiah maka ilmu akan lebih
berkembang sesuai dengan fakta yang diperoleh dari hasil metode ilmiah yang
sudah dibuat sebelumnya.
PENALARAN
DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
A.
Pengertian dan Jenis Penalaran
Penalaran (reasioning) adalah suatu
proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju
suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang
sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan
kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para
ahli (otoritas).
Secara umum, ada dua jenis penalaran
atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif.
1. Penalaran Induktif dan macamnya
Penalaran induktif adalah suatu proses
berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum.
Penalaran
Induktif dapat dilakukan dengan tiga cara:
Generalisasi.
Generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang
serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau
peristiwa itu. Generalisasi diturunkan dari gejala-gejala khusus yang diperoleh
melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya
dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa
politik, sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus
itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu.
Beberapa
contoh penalaran induktif dengan cara generalisasi adalah sebagai berikut:
1)
Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti
tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak
nyaman.
2)
Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa kambing, sapi, onta,
kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang menyusui.
Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu,
ia membuat generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi turunannya
melalui kelahiran.
Analogi
Analogi adalah suatu proses yang
bertolak belakang dari peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain
memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan. Karena titik tolak penalaran
ini adalah kesamaan karakteristik di antara dua hal, maka kesimpulannya akan
mengisyaratkan ”Apa yang berlaku pada
satu hal, akan pula berlaku untuk hal lainnya”.
Dengan demikian, dasar kesimpulan yang digunakan merupakan ciri pokok atau
esensial dari dua hal yang dianalogikan.
Beberapa
contoh penalaran induktif dengan cara analogi adalah sebagai berikut:
1)
Dalam riset medis, para peneliti mengamati berbagai efek dari bermacam bahan
melalui eksperimen binatang seperti tikus dan kera, yang dalam beberapa hal
memiliki kesamaan karakter anatomis dengan manusia. Dari kajian itu, akan
ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan uji coba yang ditemukan pada binatang
juga akan terjadi pada manusia.
2)
Dr. Maria C. Diamond, seorang profesor anatomi dari University of California
tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap pertumbuha cerebral
cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi
sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pil.
Hasilnya tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan yang sangat rendah dibandingkan
dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr.
Diamond menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak
penggunanya.
Dalam contoh penelitian tersebut, Dr.
Diamond menganalogikan anatomi tikus dengan manusia. Jadi apa yang terjadi pada
tikus, akan terjadi pula pada manusia.
Hubungan Kausal (Sebab Akibat)
Penalaran induktif dengan melalui
hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang bertolak dari hukum
kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam
rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul
tanpa penyebab.
Cara berpikir seperti itu sebenarnya
lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dalam dunia ilmu
pengetahuan.
Contoh:
1)
Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian
yang sedang dijemurnya. Tindakannya itu terdorong oleh pengalamannya bahwa
mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan turun hujan (akibat).
2)
Seorang petani menanam berbagai jenis pohon dipekarangannya, tanaman tersebut
dia sirami, dia rawat dan dia beri pupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin
segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat
ternyata akar-akarnya rusak da dipenuhi rayap. Berdasarkan temuannya itu,
petani tersebut menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat)
adalah rayap (sebab).
2. Penalaran Deduktif dan macamnya.
Penalaran deduksi adalah suatu proses
berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau
keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu, ditariklah
kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau
peristiwa khusus itu.
Contoh
:
Semua
makhluk hidup akan mati
Manusia
adalah makhluk hidup
Karena
itu, semua manusi akan mati.
Dari
contoh tersebut dapat diketahui bahwa proses penalaran itu berlangsung dalam
tiga tahap.
Pertama,
generalisasi sebagai pangkal bertolak (pernyataan pertama merupakan
generalisasi yang bersumber dari keyakina atau pengetahuan yang sudah diketahui
dan diakui kebenarannya.
Kedua,
penerapan atau perincian generalisasi melalui kasus atau kejadian tertentu.
Ketiga,
kesimpulan deduktif yang berlaku bagi kasus atau peristiwa khusus itu.
Penalaran
deduktif dapat dilakukan dengan dua cara:
Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan)
yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang
ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau
dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.
Dari pengertian di atas, silogisme
terdiri atas tiga bagian yakni: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
Yang dimaksud dengan premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi
argumentasi. Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan
geeralisasi atau proposisis yang dianggap bear bagi semua unsur atau anggota
kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme,
berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menuntuk sebuah kasus atau
peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi
yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula
bagi anggota-anggotanya.
Contoh:
Premis
mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir
Premis
minor : Habibie adalah cendekiawan
Kesimpulan
: Jadi, Habibie adalah pemikir.
Entinem
Entiem adalah suatu proses penalaran
dengan menghilangkan bagian silogisme yang dianggap telah dipahami.
Contoh:
Berangkat
dari bentuk silogisme secara lengkap:
Premis
mayor : Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang
sedang
kesusahan
Premis
minor : Pak Sastro adalah renternir
Kesimpulan
: Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yag
kesusahan.
Apabila
proses penalaran itu dirubah dalam bentuk entinem, maka bunyinya hanya menjadi
”Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang
kesusahan.”B. Hubungan Menulis Karya Ilmiah dengan Penalaran
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang
didasari oleh pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu,
disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun
bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Atas
dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat:
1.
Isi kajiannya berada pada lingkup
pengetahuan ilmiah
2.
Langkah pengerjaannya dijiwai atau
menggunakan metode ilmiah
3.
Sosok tampilannya sesuai da telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok
tulisan keilmuan.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui
bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya
ilmiah. Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur
emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun
karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara
berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan.
Metode
berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan adanya:
1.
Argumentasi teoritik yang benar, sahih
dan relevan
2.
Dukungan fakta empirik
3.
Analisis kajia yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta
empirik terhadap permasalahan yang dikaji.
C.
Salah Nalar, Pengertian dan Macamnya
Salah nalar (reasioning atau logical
fallacy) adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau
menarik kesimpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional,
kecerobohan atau ketidaktahuan.
Contoh
sederhana:
Seseorang mengatakan, ”Di sekolah,
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terpenting. Tanpa menguasai
Bahasa Indonesia seorang siswa tidak mungkin dapat memahami mata pelajaran
lainnya dengan baik.”
Pernyataan tersebut tidaklah tepat.
Bahwa Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran penting, memang benar. Tetapi
kalau dikatakan terpenting, tampaknya perlu dipertanyakan.
Salah
tafsir dapat terjadi karena kekeliruan induktif, deduktif, penafsiran relevansi
dan peggunaan otoritas yang berlebihan.
Salah
nalar dapat dibedakan atas 4 (empat) macam:
1.
Generalisasi yang terlalu luas
Salah
nalar ini terjadi karena kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi,
sikap menggampangkan, malas mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau
ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yag terbatas. Paling tidak ada
dua kesalahan generalisasi yang muncul:
Generalisasi sepintas (Hasty or sweeping
generalization)
Kesalahan terjadi karena penulis membuat
generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit.
Contoh:
Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
Pernyataan
tersebut tidaklah benar, karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi
bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Karena masih banyak
faktor penentu lain yang teribat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana
belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
Generalisasi apriori
Salah nalar ini terjadi ketika seorang
penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji
kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan
oleh prasangka. Karena suatu anggota dari suatu suatu kelompok, keluarga, ras
atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan
satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama.
Contoh:
Semua pejabat pemerintah korup; Para remaja sekarang rusak moralnya; Zaman sekarang,
tidak ada orang berbuat tanpa pamrih; dan sebagainya.
2.
Kerancuan analogi
Kerancuan analogi disebabkan karena
penggunaan analogi yang tidak tepat. Dua hal yang diperbandingkan tidak
memiliki kesamaan esensial (pokok).
Contoh:
”Negara
adalah kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nahkoda setiap kali harus
meminta anak buahnya dalam menentukan arah berlayar, maka kapal itu tidak akan
kunjung sampai. Karena itu demokrasi pemerintahan tidak diperlukan, karena
menghambat.”
3.
Kekeliruan kasualitas (sebab akibat)
Kekeliruan kasualitas terjadi karena
kekeliruan menentukan sebab.
Contoh:
a.
Saya tidak bisa berenang, karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat
berenang.
b.
Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan
4.
Kesalahan relevansi
Kesalahan relevansi akan terjadi apabila
bukti yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan.
Corak kesalahan ini dapat dirinci menjadi 3 (tiga) macam:
a. Pengabaian persoalan (ignoring
the question)
Contoh:
Korupsi
di Indonesia tidak bisa diberantas, karena pemerintah tidak memiliki
undang-undang khusus tentang hal itu.
b. Penyembunyian persoalan (biding
the question)
Contoh:
Tidak
ada jalan lain untuk memberantas korupsi kecuali pemerintah menaikkan gaji
pegawai negeri.
c. Kurang memahami persoalan
Salah
nalar ini terjadi karena penulis mengemukakan pendapat tanpa memahami persoalan
yang dihadapi dengan baik. Sehingga pendapat yang disampaikan tidak mengena
atau berputar-putar dan tidak menjawab secara benar atau persoalan yang
terjadi.
5.
Penyandaran terhadap prestise seseorang
Salah nalar disini terjadi karena
penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut
terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya.
Agar tidak terjadi salah nalar karena
faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:
a.
Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain
b.
Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan
yang dibahas.
c.
Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya
Hal tersebut mengindikasikan kita
sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut
merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial
ekonominya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Narbuko Cholid, H. Abu Achmadi. 2007. Metodeologi
Penelitian. Cet 8. Jakarta: Bumi Aksara.
2. Sulistiyono Basuki. 2010. Metode
Penelitian. Cet 2. Jakarta: Penaku.
3. Sukmadinata,Nana Syaodih.2010.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Pt
Remaja Rosdakarya.
4. Sugiyono.2012.Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta.
5. Arikunto,Suharsimi.2010.Prosedur
Penelitian.Jakarta:Rineka Cipat.
6. (http://artikata.com/arti-340805-Metode.html).
8. http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/29/apakah-yang-dimaksud-dengan-metode-ilmiah/
9. http://classassignment.wordpress.com/2009/03/30/metode-ilmiah/
10. http://girlycious09.wordpress.com/tag/tujuan-metode-ilmiah/
12.
http://azqiyaazumi.blogspot.com/2012/03/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah.html
13. http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
No comments:
Post a Comment
< semua adalah sama benar dan menarik tak ada yang berbeda >