Cegah
Rupiah Tertekan, BI Kerjasama dengan Korea
Kerjasama
ini untuk mengantisipasi adanya krisis global.
ddd
Minggu, 13 Oktober 2013, 11:40 Hadi Suprapto, Nina Rahayu
Pusat
jual beli valuta asing di Cikini, Jakarta Pusat.(Fanny Octavianus
VIVAnews -
Bank Indonesia dan Bank Sentral Korea menyatakan segera membentuk kerjasama swap arrangementantara rupiah dan won senilai US$10 miliar ekuivalen Rp115 triliun.
Kerjasama ini menyusul adanya kesepakatan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari Indonesia dan Korea untuk membentuk Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA).
BCSA adalah mekanisme cadangan devisa antardua negara untuk mengantisipasi depresiasi mata uang ketika terjadi krisis keuangan di negara yang terlibat dalam kesepakatan.
Dalam siaran presnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Difi A
Johansyah, mengatakan, fasilitas swap itu akan berlaku efektif selama 3 tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan kedua pihak.
Kerjasama ini menyusul adanya kesepakatan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari Indonesia dan Korea untuk membentuk Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA).
BCSA adalah mekanisme cadangan devisa antardua negara untuk mengantisipasi depresiasi mata uang ketika terjadi krisis keuangan di negara yang terlibat dalam kesepakatan.
Dalam siaran presnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Difi A
Johansyah, mengatakan, fasilitas swap itu akan berlaku efektif selama 3 tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan kedua pihak.
"BCSA ini bertujuan untuk mempromosikan perdagangan bilateral dan memperkuat kerjasama keuangan yang bermanfaat bagi kedua negara," kata Difi.
Ia menambahkan, kerjasama ini akan berkontribusi secara positif
kepada stabilisasi pasar keuangan regional dan memperkuat kerjasama ekonomi
bilateral untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Kerjasama BCSA ini merupakan yang ketiga. Sebelumnya, BI juga pernah melakukan kerjasama dengan Bank of Japan (BoJ) senilai US$12 miliar (Rp131,23 triliun). Tidak hanya itu, beberapa pekan lalu BI juga telah mendatangani kerjasama BCSA dengan Bank Central China sebesar U$S15 miliar.
Keterangan :
Menurut saya pada artikel di atas ada
beberapa susunan kalimat yang masih rancu dan belum menggunakan tata bahasa dan
penulisan yang baik menurut EYD. Seperti contoh yang saya tandai warna merah di
atas di ganti menjadi :
-
Arrangementantara ( pada kalimat di samping terdapat 2 kata
yang tergabung antara bahasa istilah dengan penghung yang seharusnya di pisah
menjadi arrangement antara ).
-
Ekuivalen ( kata di samping merupakan kata istilah yang
berarti setara atau sebanding pada berita di atas seharusnya sebelum kata ekuivalen harus di tambahkan kata penghubung atau dan bisa juga dengan ).
-
Kerjasama (
pada kata di samping terdiri dari kerja dan sama, dalam susunan EYD yang benar
seharusnya dua kata di samping di pisah menjadi kerja
sama ).
-
Antardua ( sama seperti kata kerja sama di atas pada
kata di samping juga seharusnya di pisah dengan spasi menjadi antar
dua karena merupakan kata yang menunjukan
perbandingan sesuatu ).
-
Presnya ( dalam kata di samping terdapat dua
kesalahan satu ialah pres yang seharusnya adalah pers dan yang kedua ialah akhiran -nya di satukan, dalam EYD seharusnya di pisah menjadi pers
nya ).
-
Diperpanjang ( kesalahan dalam kata di samping masih sama
yaitu tanpa spasi dalam dunia EYD apabila kata menunjukan sesuatu tempat benda
atau perihal harus di pisahkan menjadi di perpanjang ).
No comments:
Post a Comment
< semua adalah sama benar dan menarik tak ada yang berbeda >